Selasa, 09 Januari 2018

Waspadai Kram Jantung Ketika Olahraga

Olahraga menyerupai sepakbola, futsal, badminton, tenis, lari atletik termasuk referensi olahraga keras alasannya yakni memiliki gerakan-gerakan eksplosif yang dapat cepat menaikkan denyut nadi. Agar tidak mengakibatkan ancaman pada badan sesuaikan olahraga tersebut dengan takaran dan umur Anda.
Dokter olahraga yang sudah malang melintang menangani PSSI dan KONI DR med Suhantoro SpKO FACSM (K) menyampaikan olahraga dapat mengakibatkan problem kalau dilakukan tidak sesuai dosis, jenis olahraga dan umur.
“Orang banyak yang mengabaikan soal takaran olahraga yang kondusif sesuai umur, sehingga banyak kasus orang yang meninggal sehabis olahraga,” kata DR Suhantoro dalam perbincangannya dengan detikHealth, Kamis (5/7/2012).
Ketika orang masih berusia 20-25 tahun atau hingga maksimal 30 tahun, badan masih dapat melaksanakan kompensasi terhadap aktivitas olahraga yang berat.
Tapi ketika usia seseorang sudah di atas 30 tahun maka orang perlu mengetahui takaran dan jenis olahraga yang kondusif sesuai usianya.
Saat berolahraga, kata DR Suhantoro, detak jantung, tekanan darah sistolik (atas), dan cardiac output (jumlah darah yang dipompa per denyut jantung) semua mengalami peningkatan.
Aliran darah ke jantung, otot, dan kulit juga meningkat. Akibatnya, metabolisme badan menjadi lebih aktif memproduksi CO2 (karbondioksida/oksida asam) dan H+ (ion proton) pada otot.
Akhirnya orang akan bernapas lebih cepat dan lebih dalam untuk memasok oksigen lebih banyak alasannya yakni metabolisme yang meningkat ini. Tapi olahraga berat itu menciptakan metabolisme badan tidak dapat lagi hanya mengandalkan pasokan oksigen tapi menggunakan proses biokimia.
Proses biokimia ini menghasilkan asam laktat yang kemudian memasuki fatwa darah. Penumpukan asam laktat ini akan menciptakan badan merasa capek ketika olahraga. Kadar oksigen juga menurun akhir penumpukan karbondioksida dalam darah. Jika oksigen turun maka sel-sel badan akan mati.
“Jadi ada miliaran darah mati ketika orang berolahraga, alasannya yakni ketika olahraga badan orang akan menjadi asam, Ph akan menjadi sekitar 6,7-6,8. Padahal badan itu harus dalam kondisi basa yaitu Ph 7,” ungkap DR Suhantoro.
Ada ancaman maut kalau Ph badan ketika olahraga akhir kecapekan mencapai Ph 6,3. Inilah yang mengakibatkan terjadi kram otot dan kram jantung yang menciptakan banyak orang terkena serangan jantung sehabis berolahraga.
Tubuh perlu waktu sekitar 30 menit untuk menetralkan asam ini dengan cara istirahat. “Maka itu kalau badan sudah ngos-ngosan sebaiknya istirahat dulu, jangan dipaksakan berlari terus ini untuk recovery,” kata dokter Suhantoro yang sekarang berusia 67 tahun.

Bagaimana takaran olahraga yang aman?
Menurut DR Suhantoro cara yang kondusif yakni mengukur denyut nadi maksimal (DNM). DNM yakni denyut nadi maksimal yang dihitung menurut rumusan DNM = 220 – Umur, kemudian dikalikan dengan intensitas memperabukan lemak 60-70 persen DNM.
DR Suhantoro mencontohkan orang yang berusia 40 tahun maka DNM ketika ia berolahraga yakni 220 – 40 = 180. Kemudian angka 180 dikalikan dengan 60 persen untuk batas ringan dan 70 persen untuk batas atas yang akhirnya 108-126 per menit.
Dengan mengetahui denyut nadi tersebut, maka orang yang berusia 40 tahun harus berhenti sejenak dari olahraganya ketika denyut nadinya sudah melampaui 126 per menit. Jika masih dipaksakan yang terjadi yakni kram jantung yang menciptakan serangan jantung.
Untuk menghitung denyut jantung dapat dengan cara menghitung nadi di akrab tangan atau yang lebih mudah menggunakan jam yang ada detak jantungnya.
“Sekali lagi perlu diperhatikan kondisi denyut jantung ketika berolahraga jangan hingga melebihi batas maksimal yang dapat membahayakan jantung,” ingat Dr Suhantoro.
Jika sudah merasa melampaui takaran ketika lari di futsal misalnya, berikan saja bola-bola itu ke orang lain yang masih kuat. Satu lagi ketika istirahat minumlah air dengan suhu 15-16 derajat atau minuman manisdengan kadar gula 2,5-5 persen. “Minuman yang terlalu cuek akan sulit diabsorb badan alasannya yakni suhu badan sehabis olahraga sedang dalam kondisi panas,” jelasnya. (sumber : surabaya.detik.com)

sumber:  http://hutantropis.com/waspadai-kram-jantung-saat-olahraga

Tidak ada komentar:

Posting Komentar