Senin, 15 Januari 2018

Bahaya Olahraga Hiperbola Bagi Tubuh



Ada dua jenis olahraga yang bisa kita jalani, yakni olahraga prestasi atau olahraga rekreasi. Olahraga prestasi tentu saja dilakukan para profesional yang bertujuan melahirkan prestasi. Untuk itu rutinitas dan latihan keras harus dijalani oleh mereka yang menentukan olahraga prestasi. Sementara olahraga rekreasi merupakan olahraga ringan yang bisa kita lakukan kapan saja, dan tujuannya bukan untuk mencapai prestasi, melainkan kesehatan jasmani dan rohani. Beberapa olahraga rekreasi yang biasa kita lakukan ialah jalan kaki, jogging, senam pagi, atau berenang bersama keluarga. Walaupun olahraga merupakan acara yang bisa menyehatkan jasmani dan rohani. Namun, tidak bisa dilakukan sembarangan. Untuk melakukannya, perlu tata cara atau hukum yang harus dijalani, terutama untuk menyesuaikan dengan kondisi badan kita. Seberapa sering olahraga itu harus dilakukan, atau seberapa berat beban olahraga yang harus badan kita terima. Jika saja olahraga dilakukan berlebihan, bukan manfaat yang akan diterima badan kita, melainkan ancaman yang mengincar. Bahaya apa yang akan kita alami bila melaksanakan olahraga berlebihan?

5 ancaman olahraga:


1.      Akibatkan Amenorrhea



Ternyata olahraga tidak hanya mendatangkan kesehatan, apalagi bila dilakukan berlebihan, terutama pada wanita. Karena struktur badan dari perempuan cenderung lebih lemah dibanding laki-laki pada umumnya, maka kadar olahraga yang dilakukan juga tidak bisa disamakan dengan kaum pria. Karena jawaban olahraga hiperbola yang dilakukan perempuan akan berakibat fatal bagi kesehatannya. Salah satu jawaban dari olahraga hiperbola pada wanita, yakni terjangkit Amenorrhea, atau periodisasi tiba bulan yang tidak teratur. Ini biasanya berkaitan eksklusif dengan kondisi tubuh, baik kelelahan atau kondisi hormon yang hiperbola yang dimiliki seorang wanita. Bahaya lainnya bila perempuan terkena Amenorrhea bisa mendatangkan reproduksi yang serius. Selain itu bisa bisa mengakibatkan kerapuhan tulang lebih awal. Sedangkan pada perempuan muda, olahraga hiperbola juga bisa menunda pubertas. unikgaul.com Dampak lainnya bila olahraga dilakukan berlebihan, yakni mengalami insomnia, lesu dan gampang lelah. Walaupun kondisi serupa bisa terjadi pada kaum pria. Namun, yang lebih gampang terjangkit ialah para wanita, alasannya ialah performa fisiknya lebih cepat menurun. Kaprikornus alangkah lebih baik bila akan melaksanakan olahraga dengan porsi lebih banyak didampingini pelatih olahraga atau para ahli. Jangan hingga tujuan olahraga untuk mendatangkan kesehatan malah berakibat jelek bagi badan kita.
2.      Pembekuan Darah



Salah penafsiran bila melaksanakan olahraga dalam intensitas tinggi akan lebih efektif mengkremasi lemak masih sering terjadi. Padahal olahraga hiperbola bisa mendatangkan sejumlah masalah, salah satunya pembekuan darah yang jadinya bisa mengancam nyawa seseorang. Seperti yang dialami Danielle Yalop asal Manchester, Inggris. Karena menjalani olahraga berlebihan, Yalop harus menjalani operasi pengangkatan tulang rusuk sehabis menderita pembekuan darah, atau Deep Vein Thrombosis. Pembekuan darah yang bisa menyumbat arteri dan mengakibatkan kematian. Yalop yang bekerja di penggalan marketing biasa berolahraga di sentra kebugaran lima kali dalam seminggu. Ia pertama kali menyadari ada sesuatu yang tidak beres ketika melihat pembengkakkan di penggalan bawah lengannya. Setelah dua hari, nanah tersebut tidak hilang. Ia lantas memeriksakan diri ke dokter, dan diketahui Yaloop terkena Deep Vein Thrombosis atau DVT. Dokter yang melaksanakan investigasi akhirnya memberi obat pengencer darah dan melaksanakan operasi pengangkatan rusuk biar tekanan pada pembuluh arteri berkurang. DVT bergotong-royong lebih banyak diderita penumpang pesawat dalam penerbangan yang panjang. Namun, berdasarkan dokter, Mo Baguneid, Yalop menderita DVT alasannya ialah olahraga berat yang dilakukannya. Bahaya utama dari bekuan darah ialah bila sebagian bekuan itu terlepas dan ikut dalam ajaran darah, kemudian menyumbat pembuluh darah. Dan bila berkuan itu tersangkut di paru menjadikan emboli paru. Sementara bila terbawa dan bersarang di otak, bisa memicu stroke. Dan lebih parahnya berdasarkan Beguneid, perkara DVT semakin sering ditemukan, dan sebagian besar dialami mereka yang melaksanakan olahraga angkat beban. Untuk itu Baguneid menyarankan pada siapa saja biar olahraga dilakukan secara sedikit demi sedikit dan sesuai kemampuan tubuh. unikgaul.com
3.      Sebabkan Anoreksia


Hasil penelitian terbaru International Journal of Eating Disorder ditemukan, dari 336 perempuan anoreksia, lebih dari separuhnya jawaban berolahraga berlebihan. Padahal laporan dari cardiology reviewmencatat, bahwa anoreksia dan bulimia paling banyak menimbulkan kematian. Para peneliti mendefinisikan olahraga hiperbola ialah bila berlatih tiap hari lebih dari tiga jam, obsesif dengan acara fisik yang bisa mengintervensi aspek lain, atau tetap berolahraga walaupun sedang cedera atau sakit. Salah seorang yang pernah mengalami anoreksia alasannya ialah melaksanakan olahraga berlebihan, yakni Peach Friedman, seorang pelatih dari Sacramento, California dan juru bicara National Eating Disorders Association. Ketika masih kuliah, Friedman terobsesi mempunyai badan selangsing model dan bintang film, Cameron Diaz. Lantas seorang terapis menyarankan biar Friedman berolahraga. Awalnya saran tersebut berhasil. Namun, semakin usang bila tidak berolahraga, Friedman merasa tidak nyaman dan cemas sehingga ia menjadi lebih sering berolahraga, sedangkan masakan yang dikonsumsi rendah kalori, karena obsesi bertubuh langsing. Menurut Kate Bruno, seorang terapis gizi dari Charlottesville, Virginia yang memberi konseling untuk Friedman, perempuan memang lebih rentan mengalaminya, alasannya ialah kecenderungan obsesif pada olahraga. Bahkan hasil penelitian pada 2004 yang diterbitkan Journal of American College Healthmenemukan 22 persen dari 257 mahasiswi punya kecenderungan tergantung pada olahraga. Mereka berolahraga hingga enam jam atau lebih, dan rutinitas tersebut mendekati kategori patologis.
4.      Mengganggu Kesuburan Wanita

Bahaya jawaban berolahraga hiperbola juga ditemukan oleh Norwegian University of Science and Technology melalui sebuah studi yang dilakukannya. Hasilnya ditemukan olahraga hiperbola bisa merusak kesuburan wanita. Gangguan kesuburan ini terjadi sehabis perempuan melaksanakan olahraga tiga kali lipat dibanding orang-orang yang melaksanakan olahraga normal. unikgaul.com Studi ini merupakan lanjutan dari studi Universitas Harvard yang menemukan fakta bahwa atlet yang aktif seringkali mengalami gangguan siklus menstruasi atau tiba bulan dan hormonal. Data lain menerangkan bahwa perempuan yang sering melaksanakan aerobik mengalami penurunan 30 persen kelahiran hidup sehabis in vitro fertilization. Dokter seorang jago reproduksi dan endokrinologi di Illinois, dokter Eve Feinberg menyatakan, bahwa olahraga secukupnya sangat penting dalam menjaga kesehatan wanita. Kualitas olahraga harus didahulukan dibanding kuantitas. Untuk itu bagi mereka yang sudah terjangkit kecanduan olahraga, ada baiknya mulai berkonsultasi dengan para ahli, biar olahraga yang dilakukan benar-benar bermanfaat bagi tubuh.
5.      Memperbesar Jantung


Bahaya olahraga hiperbola yang terakhir, yakni berpotensi memperbesar jantung. Menurut para jago kesehatan, olahraga yang sifatnya rekreasi atau prestasi bukan hanya bisa mendatangkan cedera otot, tapi juga berpotensi memperbesar jantung. Terutama pada latihan beban yang berlebihan. Pada ketika mengangkat beban, biasanya kita akan menahan nafas, sementara menahan nafas ketika mengangkat beban menciptakan udara tidak bisa ke luar dari jantung, dan pada ketika itulah jantung akan membesar. Ketika kita masih aktif berolahraga, pembesaran jantung tidak akan membeir imbas apapun, apalagi bila olahraga tersebut masih dilakukan secara rutin. Efek jantung membesar gres terasa ketika kita sudah menghentikan rutinitas berolahraga, jantung yang besar akan menyerupai rumah kosong tak berpenghuni. Jadi, kurang berfungsi dan akan cepat lelah. Konsekuensi yang harus dilakukan akan jantung besar kembali berfungsi normal, harus tetap berolahraga Seperti olahraga lainnya, bila kita ingin menjalankan acara olahraga yang berada di luar kemampuan tubuh, alangkah lebih baik bila dilakukan di bawah pengawasan para ahli, atau mempunyai pelatih khusus. Jika tidak, resiko menyerupai pembesaran jantung akan mengintai Anda.

Sumber:


Tidak ada komentar:

Posting Komentar